Mereka Lolos SNBP, Aku Tidak...
Daftar Isi
Selasa, 18 Maret 2025, mungkin menjadi hari bahagia bagi beberapa siswa SMA di seluruh Indonesia. Setelah mengurus administrasi ini itu, akhirnya mereka dapat lolos di perguruan tinggi negeri impiannya. Namun, tentu, kabar bahagia tersebut tidak dimiliki semua siswa. Sebagian besar lainnya, perlu menerima kenyataan bahwa dirinya belum lolos melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi).
Bagi mereka, atau kamu yang membaca tulisan ini, rasanya belum benar-benar percaya kalau harus menerima kegagalan di SNBP. Impian yang harusnya sudah ada di depan mata, terpaksa untuk kita lepas dan kejar lagi, entah dengan cara yang mana lagi. Tanpa mengurangi rasa sesalmu karena belum lolos, izinkan saya, memperkenalkan diri kembali. Saya David, tidak lolos SNBP (dulu SNMPTN) dan bersyukur atas takdir tersebut. Dulu ditolak Universitas Jember, sekarang sudah jadi alumni Universitas Gadjah Mada (UGM).
![]() |
Tidak Lolos SNMPTN 2020 |
Bagaimana Cara Berdamai dengan Kegagalan Tidak Lolos SNBP? |
Saya paham. Kalau kamu sampai baca tulisan ini, saya asumsikan memang sempat menaruh harapan besar di SNBP. Namun, ketahuilah, lolos SNBP itu hanyalah bonus. Kalau tidak lolos, ya nggak masalah sama sekali. Bukan berarti selama sekolah kamu nggak berjuang, apalagi sampai memberi cap diri sendiri bodoh. Terlalu banyak faktor dalam SNBP untuk membuat kesimpulan seperti itu.
Sepengetahuan saya, SNBP itu gacha. Alias untung-untungan banget. Nilai rapor yang gede dan prestasi yang memukau pun nggak bisa jamin jadi auto lolos. Prestasi individu sudah memenuhi, eh kalah saing sama sekolah yang pamor alumninya lebih mentereng. Sekolah kita sudah agak bagus, eh lawan kita alumni sekolah-sekolah swasta yang sudah nge-top. Jadi, jangan sampai kamu menyalahkan sendiri. Barangkali, kamu belum lolos di jalur ini karena belum beruntung saja. Lagian, jalur lainnya masih banyak kok.
Lima tahun lalu, saya mirip sepertimu. Gagal di SNBP. Tidak lolos di jalur rapor. Nilai kecil, pamor sekolah dan alumni juga nggak bisa diandalkan. Alhasil, saya hanya perlu menerima pil pahit kegagalan tersebut dan secara bertahap berusaha move on. Apa saya sempat sedih? Tentu. Sempat putus asa? Pasti. Namun, saya tidak mau membiarkan diri saya terpuruk terlalu lama. Banyak peluang di depan, jadi jangan sampai berhenti berjuang.
Meskipun begitu, saya tidak bisa memaksakan setiap orang dapat menerima kegagalan ini dengan cara yang seragam. Kondisi yang sama, bisa memiliki dampak berbeda bagi setiap orang. Maka dari itu, terimalah kegagalan ini dengan versi terbaikmu. Nangis seharian juga nggak masalah. Namun, satu hal yang perlu kamu ingat, tidak lolos SNBP bukan akhir dari segalanya.
Bahkan, saya malah bersyukur atas ketidaklolosan di SNBP pada tahun 2020. Kalau saya lolos, tentu nggak akan bisa kuliah di kampus sekaliber UGM, nulis buku, bahkan keliling Indonesia. Cerita-cerita tersebut bisa kamu temukan di tulisan saya lainnya. Silakan dicari sendiri. Hehe.
Apa yang Bisa Dilakukan Selanjutnya?
Setelah melihat timeline pelaksanaan UTBK di tahun ini, saya menyadari rentang waktunya tidak selama di tahun 2020. Namun, bagi yang ingin berjuang di SNBT, bukan berarti tidak ada peluang ya. Justru, karena semua yang daftar SNBT memiliki kondisi yang relatif sama, berarti peluang yang ada pun tidak berbeda jauh.
Hal yang bisa dilakukan untuk kamu yang menolak menyerah adalah mempersiapkan peluang yang paling dekat, yaitu UTBK-SNBT. Kalau memang belum pernah persiapan dengan serius, silakan bisa mulai dengan memetakan materi-materi yang berpeluang muncul. Setelah itu, bikin target mingguan. Alokasikan waktu untuk fokus belajar dan sesekali latihan soal. Silakan baca tulisan yang ada di kategori Persiapan Kuliah untuk mendapatkan referensi lebib banyak tentang strategi belajar dan persiapan masuk kuliah.
Selain itu, jangan menutup kesempatan dengan peluang lainnya. Banyak PTN yang membuka jalur mandiri. Jika biayanya masih terbilang worth it, ambil peluangnya, jadikan opsi selanjutnya setelah SNBT. Jangan lupa juga kalau di dunia ini ada yang namanya Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Banyak kampus-kampus swasta yang bagus dengan biaya terjangkau. Kampus-kampus tersebut bisa dijadikan opsi.
Pada akhirnya, kuliah itu perihal mencari tempat terbaik untuk kita mencari ilmu. Selain mencari tempat terbaik, jangan lupa jadikan dirimu versi terbaik juga. Tingkatkan kualitas diri setiap hari, biarkan takdir baik yang menjemputmu.
Sudah, jangan sedih lama-lama. Segera move on, ya. Yuk, perjalanan masih panjang!
Posting Komentar