Menjawab 11 Pertanyaan Tentang Menulis

Daftar Isi

 

Photo by RetroSupply on Unsplash

1. Bagaimana cara monetisasi tulisan? Opsi mana yang paling bagus antara menulis di blog pribadi atau platform berbayar?

Jawab:
Menurut saya, tidak ada yang lebih bagus antara keduanya, tapi mana yang lebih cocok untuk diri sendiri? Ini yang perlu dijadikan refleksi pribadi.

Kalau ditanya cara monetisasi tulisan, tentu sangat banyak. Sistem royalti, jual putus karya, buku digital (ebook), affiliate di blog, pay per click, dsb. Tinggal cari cara paling pas untuk diri sendiri.

2. Tulisan seperti apa yang bisa tembus media online? Bagaimana cara mengirimkannya, atau jika tulisan ditolak?

Jawab:
Tulisan berkualitas bagus serta sesuai dengan ketentuan dan 'tren pasar'. Terkait cara mengirimkannya, tinggal kepoin media yang dipilih. Atau mudahnya, cari di Google, "Kirim artikel Mojok.co", misalnya.

Kalau artikel tertolak, bukan berarti tulisan kita kurang bagus (meskipun ada faktor ini juga, tapi nggak mutlak), tapi bisa jadi nggak sesuai dengan selera pasar media tersebut.

3. Bagaimana prospek profesi penulis di masa depan jika baru ingin membantun karir dari sekarang?

Jawab:
Menurut saya, menulis itu kemampuan yang perlu dimiliki semua orang. Hampir apapun profesinya. Jadi, kita nggak hanya fokus pada profesi penulis, tetapi fokus pada kemampuan menulis itu sendiri.

Dari sini, saya melihat profesi penulis bukan sebagai profesi yang berdiri sendiri, tetapi sebuah kemampuan yang menjadi ekskalasi profesi seseorang di bidang lainnya.

4. Bagaimana cara membuat tulisan yang kaya kosakata?

Jawab:
Banyak baca, banyak refleksi. Lalu, perbanyak menulis. Itu saja.

5. Adakah tips untuk membuat kalimat penutup?

Jawab:
Harus menjawab pertanyaan yang terdapat di bagian pembuka (baik tersurat maupun tersirat). Lalu, pastikan linier dengan judul tulisan. Jangan menjanjikan sesuatu dalam judul, tapi sampai kalimat penutup, pembaca merasa nggak 'terselesaikan masalahnya'.

6. Bagaimana cara menghadapi writer's block agar tidak jadi penghambat permanen?

Jawab:
Banyak baca, sesekali main (ambil jeda). Terus-terusan nulis bagi sebagian orang juga bikin stress. Makanya, terkadang 'jeda' memang dibutuhkan. Entah dengan traveling, main game, quality time dengan orang terdekat, dan lainnya.

7. Apa topik tulisan yang sering ramai atau diminati banyak pembaca?

Jawab:
Tidak ada yang fit untuk semua orang. Jadi, lagi-lagi, dalam mencari ide tulisan, sesuaikan diri sendiri. Panduan singkat: cari ide dari yang paling dekat dengan kita, yang kita sukai, dan yang sedang tren. Dan ini sangat subjektif bagi setiap penulis.

8. Adakah poin yang perlu dioptimasi agar tulisan menarik untuk terus dibaca (betah dan pengin share)?

Jawab:
Judul perlu menarik, nggak ada kesalahan bahasa yang fatal, isi sesuai judul, alur tulisan jelas, dan tidak ada penarikan kesimpulan yang cacat.

9. Kapan Mas Aji mulai aware akan seberapa pentingnya tanda baca yang sesuai kaidah kepenulisan? Dan apakah salah satu agar tulisan kita tembus mojok.co dan media lainnya, bahwa "tanda baca" juga masuk penilaian mereka?

Jawab:
Saya belajar disiplin terkait tanda baca dan atribut kebahasaan lainnya sudah sejak pertama kali belajar menulis. Saya membiasakannya melalui chat dan tulisan-tulisan pendek lainnya.

10. Mas David pernah mengatakan yang intinya tulisan yang kita buat bukan menggurui, tetapi menciptakan kedekatan dengan pembaca. Nah saya sendiri masih lumayan kesulitan akan hal ini. Adakah tips-tips khusus yang bisa membantu supaya tulisan tidak menggurui.

Jawab:
Agar tidak terkesan menggurui, maka buatlah tulisan yang 'utuh;, nggak hanya memuat satu sudut pandang saja. Kalau pun sudut pandang terbatas, jangan menggiring pembaca pada suatu kesimpulan tertentu, tetapi ajak pembaca untuk melakukan refleksi atas paragraf-paragraf yang kita tulis.

Lalu, perihal membangun kedekatan dengan pembaca, bisa gunakan ungkapan, istilah, atau pengalaman yang sekiranya dekat dengan pembaca. Manusia tidak suka sesuatu yang asing, dia lebih suka yang familier.

11. Bagaimana supaya kita menulis namun bisa juga memposisikan diri sebagai pembaca? terkadang saya sendiri masih kesulitan akan hal ini.

Jawab:
Menulis dengan tujuan spesifik. Kalau mau nulis sesuatu yang entertaining, pastikan tulisan memang bisa menghibur atau refresh otak. Kalau tulisan yang bersifat how-to, pastikan tahapan-tahapannya jelas.

Setiap pembaca punya ekspektasi masing-masing, kita perlu memahami dan berusaha memenuhi itu.

Posting Komentar