Diversifikasi Pengalaman, Menangkap Peluang
Daftar Isi
Pagi ini, saya mendapatkan kabar baik dari salah satu start-up consulting yang didirikan oleh salah satu Psikolog alumni Unversitas Gadjah Mada (UGM). Kabar baiknya adalah saya diterima di posisi Branding & Marketing dengan status internship.
Bagi yang mengikuti saya baru-baru ini, mungkin akan mengenal saya sebagai seorang yang suka menulis dan mempunyai beberapa pengalaman akan hal tersebut. Hal yang paling simpel, kamu bisa tahu kalau saya suka menulis melalui tulisan-tulisan di blog ini. Bisa juga kamu tahu tentang hal tersebut karena pernah membaca tentang sedikit pengalaman saya di PPSMB ketika menjadi Staf Divisi Materi atau pun ketika menjadi Asisten Penulis di Ecofun Indonesia pada program CREATONME.
Intinya, pengalaman saya semenjak kuliah lebih banyak yang berkaitan dengan pendidikan, pembelajaran, dan kepenulisan. That's it. Itu bukan hal sengaja karena salah satu target saya selama kuliah ini adalah mengembangkan lebih jauh kemampuan menulis.
Akan tetapi, sekitar dua minggu terakhir ini, saya sedang mencoba untuk membuka diri pada tantangan baru setelah kurang beruntung di salah satu posisi yang pernah saya targetkan untuk tercapai di tahun kedua kuliah ini. Sayang, memang belum rezekinya. Setelah fase tersebut, saya jadi lebih berani untuk eksplor diri lebih dalam lagi dan tidak menutup diri pada peluang-peluang baru.
Salah satu hal yang saya lakukan adalah mempelajari kembali personal branding. Maka dari itu, saya mengambil kelas singkat tentang topik tersebut melalui Coursera. Alhamdulillah, hanya dalam 3 hari kelasnya bisa terselesaikan dan cukup me-refresh pengetahuan saya tentang personal branding yang sudah cukup usang.
Ya, benar. Ini bukan pertama kali saya belajar personal branding. Ketika SMA, saya menjadi self-employed (kerja untuk diri sendiri) dengan menjual buku secara online. Di posisi tersebut, saya secara otomatis mempelajari sedikit-banyak tentang bisnis, personal branding, dan marketing agar tetap bisa survive. Sayangnya, aktivitas tersebut tidak berlanjut (atau lebih tepatnya tidak konsisten) selama kuliah. Jadinya, tidak banyak orang tahu kalau saya juga sedikit punya pengetahuan tentang branding dan marketing. Pernah terjun langsung dan make a profit dari situ.
Selain mempelajari kembali hal lama yang pernah saya tekuni, saya juga mencoba untuk mencari-cari kesempatan magang (lagi). Kalau ada yang tanya alasan lebih memilih magang daripada ikut organisasi, mungkin akan saya jelaskan di tulisan lain. Intinya, saya jadi internship hunter, di samping tetap berusaha terus upgrade diri di tengah gempuran kuliah.
Sebelum menemukan peluang magang di salah satu perusahaan rintisan yang bergerak di bidang pengelolaan HR (Human Resources) yang didirikan oleh alumni Psikologi UGM, saya sempat melamar di perusahaan teknologi yang berpusat di Malang. Alhamdulillah, lolos berkas dan lanjut tahap penugasan. Namun, ketika hendak mengerjakan tugas dan mengecek kembali persyaratannya, ternyata intership ini bersifat on-site atau dalam arti lain harus mau bekerja secara offline di perusahaannya. Ya sudah, tidak saya lanjutkan.
Selang beberapa waktu, saya menemukan poster open recruitment perusahaan pengelola HR yang pada akhirnya menerima saya dengan status internship tersebut. Saya merasa cocok karena kebetulan ada posisi yang ilmunya baru-baru saja saya refresh dalam beberapa waktu terakhir, yaitu bagian Branding & Marketing Strategic. Selain itu, saya lihat perusahaannya mempunyai track record yang cukup bagus dan kebetulan bergerak di bidang pengelolaan HR. Saya pengin banget keciptratan ilmu tentang cara mengelola manusia dalam suatu perusahaan.
Bisa dibilang, ini posisi pertama yang berkaitan dengan branding atau marketing selama kuliah. Selain alasan yang sudah saya sebutkan di paragraf-paragraf sebelumnya, saya mempunyai diversifikasi pengalaman (pengalaman yang berbeda-beda) yang salah satunya dalam hal marketing dan branding melalui aktivitas jualan buku secara online. Walaupun, ketika menjalani aktivitasnya, saya tidak merancanakan pengalaman tersebut dapat memperkuat nilai tawar saya ketika ingin melamar dalam konteks profesional.
Bahkan, saya sebenarnya pernah ada di titik di mana sedikit menyesal karena ketika SMA tidak fokus di akademik yang menyebabkan nilai pelajaran kurang memuaskan. Namun, setelah melihat secara zoom out, saya menyadari bahwa tidak ada pengalaman yang sia-sia. Jualan buku secara online yang saya pernah asumsikan sebagai suatu aktivitas yang menghambat akademik, pada akhirnya juga sangat bermanfaat dalam fase karir saya.
Di umur 20-an awal, it's okay buat mencoba berbagai jenis pekerjaan. Eksplorasi sana sini dengan tetap bertanggung jawab pada posisi yang kita pegang. Pada akhirnya, semoga bisa mengantarkan kita pada pekerjaan impian yang membuat tujuan hidup terpenuhi.
Tidak ada yang tahu aktivitas mana yang akan menjadi tipping point dalam kehidupan kita. Manusia bisa berencana, tetapi pada setiap tindakan yang kita lakukan, ada banyak faktor eksternal dan campur tangan-Nya.
Semoga amanah yang saya emban bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Aamiin.
Welcome to my journey!
Posting Komentar