Di tulisan sebelumnya, kita sudah membahas tentang proaktif dan pikiran tanpa batasan. Nah, materi kali ini masih terkait dengan itu. Khususnya, akan sangat terkait dengan bahasan pikiran tanpa batasan.
Ketika kita mencoba meyakinkan diri
untuk mencoba hal-hal baru, sering kali pikiran-pikiran negatif itu akan
muncul.
- Aku bisa nggak ya lolos PTN?
- Kalau nggak lolos, apa kata
teman-temanku nanti?
- Aku mah bodoh, masa iya bisa lolos
PTN?
- Duh, materi ini susah banget,
kayaknya aku bakal nggak lolos deh
Dan lain sebagainya.
Intinya, masih banyak keraguan yang
muncul dalam benak kita untuk terus melangkah atau pun berani melakukan hal-hal
baru. Hampir semua orang pernah merasakan hal semacam ini, termasuk saya sendiri.
Namun, jika terlalu lama bersemayam dalam pikiran, ya bakal jadi penyakit juga.
“Lalu, bagaimana dong cara menghilangkan pikiran-pikiran negatif agar kita semakin percaya diri?”
Jawabannya sederhana, bercermin dan
memotivasi diri. Dengan kedua hal ini, saya sendiri jadi bisa lebih percaya
diri dalam melangkah atau pun mencoba hal-hal baru. Termasuk dalam konteks
masuk perguruan tinggi yang saat itu saya banting setir dan nekat memilih UGM
di SBMPTN. Alhamdulillah, lolos.
Nggak perlu terlalu lama, aku akan menjabarkan perihal bercermin dan memotivasi diri dengan bahasa yang sederhana agar lebih mudah untuk dicerna. Sudah siap? Aku yakin, kamu sangat siap.
1. Bercermin
Hal pertama yang bisa kamu lakukan ketika menemukan keraguan adalah bercermin. Ya, bercermin. Maksudnya, kamu harus bisa melihat diri sendiri lebih jauh lagi. Memikirkan diri sendiri secara sadar.
Misalnya, kamu merasa tidak bisa
Matematika. Padahal, materi ini pasti akan keluar dalam UTBK. Alih-alih
menyerah dengan keadaan, kamu terus berusaha agar bisa. Bagaimana caranya?
Salah satunya adalah dengan bercermin.
Ingatlah momen-momen ketika kamu
dapat menjawab soal Matematika dengan sangat baik. Entah itu saat masih kecil,
maupun ketika sudah remaja. Walaupun beda konteks bahasannya, pasti kamu pernah
jago Matematika. Yakini itu, dan lakukan sekali lagi. Kamu yakin akan menjadi
jago di Matematika (lagi)!
Begitu pun dengan bidang-bidang lain yang
kamu rasa kurang di dalamnya. Kalau merasa tidak bisa, coba ingat-ingat momen
cerdas dalam hidupmu secara umum. Pasti kamu pernah punya prestasi. Coba
ingat-ingat lagi, pasti kamu pernah mendapat pujian karena mengerjakan suatu
hal dengan sangat baik.
Ingatlah satu hal. Jika kamu pernah melakukan hal dengan baik, maka kamu pasti bisa melakukan hal serupa di kemudian hari. Kamu bukan bodoh, kamu cuma harus berusaha lebih keras lagi. Beberapa hal, memang terasa lebih sulit dari lainnya. Tidak perlu takut ketinggalan, yang penting kamu benar-benar paham.
2. Memotivasi Diri
Jika dengan bercermin belum cukup karena ternyata masa lalumu
tidak memberikan hal-hal manis, maka tugasmu adalah memotivasi dirimu sendiri.
Ingat, orang yang punya bakat pun perlu waktu untuk bersinar. Jadi, kalau kamu
merasa tidak punya bakat karena nggak bisa-bisa menguasai suatu materi, ya
harus berjuang lebih keras lagi dong.
Yakini bahwa kamy itu cerdas. Ya, semua manusia orang punya potensi untuk cerdas. Tinggal seberapa sering kita menempa otak kita untuk terus berproses membentuk pola-pola baru dalam otak sehingga bisa menguasai materi yang memang harus dikuasai.
Tiga bulan sebelum UTBK, aku tidak terlalu mengerti materi
aljabar. Aku menyadari bahwa ini hal bodoh, tidak mempelajari sejak lama materi
yang benar-benar penting. Namun, aku tidak melulu menyalahkan diri sendiri.
Setelah berjuang mati-matian, akhirnya aku bisa menguasai materi aljabar yang
sebelumnya tak pernah aku bayangkan bagaimana cara penyelesaiannya.
Di masa-masa sulit seperti itu, aku memang menyadari bahwa
belum paham terhadap suatu materi. Namun, belum paham bukan berarti bodoh. Aku
cerdas, lihat saja nanti, pasti aku akan dengan mudah memahami materi tersebut.
Walaupun nyatanya tidak benar-benar mudah, aku bisa melewati masa-masa sulit.
Berawal hanya dari pikiran, aku berproses menjadi manusia yang cerdas. Inilah
caraku dalam memotivasi diri sendiri. Kamu bisa mencobanya. Minimal, untuk
meruntuhkan tembok keraguan yang menyelimuti dirimu selama ini.
Selain dua hal di atas, kamu juga bisa mem-breakdown atau
menuliskan secara runtut hal-hal yang mungkin menyebabkan pikiranmu terpenjara.
Dengan mengetahui penyebabnya, kamu akan lebih mudah untuk mencari solusinya.
Semangat!
Tidak ada komentar: