"Akulah orangnya. Akulah yang menyuruh mereka berlayar menuju kematian."
"Dalam setiap peperangan ada korban. Tugas seorang panglima ada memenangi perang. Andaikata saya terpaksa mengorbankan ribuan jiwa demi menyelamatkan jutaan orang, saya akan lakukan."
Melukiskan secara lengkap kisah hidup Ir. Soekarno dalam 100-an halaman saja memang sangatlah tidak mungkin. Daripada bagian utama buku ini, justru saya malah merasa tertarik pada tulisan pada bagian kolom-kolom. Walaupun, bagian sebelumnya juga tak kalah dalam mengupas sedikit hal tentang Ir. Soekarno yang jarang diketahui publik.
Berbeda dengan Moh. Hatta, beliau adalah seseorang yang selalu disorot keberadaannya. Lihatlah foto-fotonya yang masih ada, beliau selalu terlihat tampil memukau di depan kamera. Kemampuan oratornya, disamping memang hasil berbagai tempaan sana-sini, mungkin juga menurun dari mentor politik pertamanya, Oemar Said Tjokroaminoto, sang "Singa Podium".
Sang oratur ulung ini juga pernah kehilangan gairah berpolitik. Penjara Sukamiskin membuat perasaan traumatik yang cukup membekas. Dan ketika diasingkan di Ende, beliau sempat berpikiran untuk banting setir yang diwujudkan dengan menulis belasan naskah drama. Ya, beliau adalah pecinta keindahan. Termasuk drama dan berbagai bangunan monumental yang sempat ia bangun pasca kemerdekaan. Selain itu, kecintaan beliau pada keindahan seorang wanita juga tak terelakkan.
Istri pertamanya adalah Inggit, perempuan yang lebih tua belasan tahun darinya, anak dari sang mentor politik dan pemilik "Dapur Revolusi Indonesia"; Tjokroaminoto. Walaupun dialah yang membarengi Ir. Soekarno ketika masa-masa perjuangan, bukan Inggit lah yang "permaisuri" ketika Indonesia merdeka, melainkan Fatmawati. Buku karya Inggit berjudul "Kuantar Kau ke Gerbang" cukup jelas dalam merekam pengalaman istri pertama Ir. Soekarno itu.
Berbeda ketika di hadapan Belanda, Ir. Soekarno bersikap kooperatif dengan Saudara Tua; Jepang. Alhasil, tak heran jika dia pernah menjadi orang yang menggembor-gemborkan enaknya menjadi romusha dan menjadi "bintang iklan" untuk hal itu. Di balik sisi gelapnya, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta mengaku bahwa ini juga salah satu cara untuk menekan angka pengangguran kala itu sekaligus merehabilitasi dan membangun Pulau Jawa.
Berbeda dengan Tan Malaka saat menjadi pemimpin romusha ketika berada dalam situasi serupa saat di Bayah dan akhirnya mengundurkan, Ir. Soekarno hanya mengalami konflik batin yang tak dimanifestasikan dalam aksi nyata.
Sejarah konvensional kebanyakan memang mengungkap sisi terang para tokoh penting untuk memupuk semangat kebangsaan. Namun, mereka juga manusia biasa yang punya sisi lain dan jarang diceritakan.
Apapun itu, Ir. Soekarno tetap menjadi salah satu tokoh paling berjasa akan adanya Republik Indonesia ini. Melalui pemikiran-pemikirannya, orasinya, kharismanya, beliau dapat mengoordinir massa yang begitu besar dan berujung pada kemerdekaan Indonesia.
Di buku lain, diceritakan Ir. Soekarno dan banyak tokoh penting kala itu juga menjadikan buku "Massa Actie" karya Tan Malaka sebagai pedoman menggerakkan massa. "Buku terlarang" ini banyak mengilhami tokoh bangsa.
Tak sedetail Seri Bapak Bangsa lainnya, buku ini lebih banyak membahas hubungan pribadi Ir. Soekarno bersama anak dan istrinya. Selain itu, kecintaannya pada buku dan bagaimana beliau mendidik anaknya juga diceritakan di sini.
Saking gemarnya membaca, berbagai sudut rumah terpasang rak olehnya. Tak luput kamar mandi sekalipun. Bahkan, Megawati kecil pernah dihukum gara-gara mengambil buku yang sedang dibaca sang ayah dan mengembalikannya lalu lupa pada halaman berapa buku tersebut dibuka.
Megawati juga cukup disorot di sini. Ya, beliau secara teknis menjadi "pewaris" karir politik sang ayah. Walaupun, sebelum digandeng masuk PDI, beliau hanya ibu rumah tangga biasa. Namanya naik di orde baru karena banyak rakyat yang merindukan kharisma sang ayah yang mungkin bereinkarnasi pada diri Megawati.
Ini hanya sebuah catatan singkat. Versi lengkapnya, silakan baca bukunya.
David Aji Pangestu
Jember, 7 Januari 2021
SISI LAIN "PEMIMPIN BESAR REVOLUSI"
Reviewed by David Aji Pangestu
on
1/07/2021 03:14:00 PM
Rating:
Tidak ada komentar: