Sampai saat ini, mengenalmu ada sesuatu paling ambigu. Entah aku harus sedih atau bahagia, aku belum tahu. Kamu pernah menerbangkanku, bahkan terlalu tinggi. Beberapa senti sebelum batas angkasa, kau menghempasku. Aku hancur, remuk, berkeping-keping.
Sebelum aku sadar kalau telah menjatuhkan hatiku padamu, kau sudah terlebih dahulu memberikan kode entah apa aku tak begitu mengerti. Padahal kau tahu, membaca hal seperti itu, bukanlah tugas makhluk bumi. Terlalu sulit bagi makhluk selugu aku. Hahaha.
Entah mulai kapan, aku mempunyai kebiasaan baru untuk melangitkan namamu. Gak tau ya, ingin saja gitu. Serasa lega aja gitu. Pernah gak kamu melangitkan nama orang yang kamu sayangi lalu tiba-tiba meneteskan air mata? Rasanya nyeesss, enak aja gitu menumpakan semuanya kepada-Nya.
Ah, kenapa sih denganku. Mengapa duniaku hanya dipenuhi dengan nama dan sosokmu? Seakan-akan semesta mengisyaratkan bahwa kamu adalah orang yang aku cari dalam setiap celah bumi. Dan kini, aku menemukanmu.
Tapi, ekspetasi tentang perasaanmu hanyalah euforia. Kamu meninabobokkanku dengan pernyataanmu yang mengejutkan.
"Mas, aku juga pernah punya rasa sama kamu. Tapi maaf ya kalau untuk pacaran, aku gak bisa."
Katamu lewat WhatsApp kala itu. Ah, yang mengajak pacaran denganmu juga siapa. Aku hanya mengutarakan perasaanku. Ya mungkin saja caraku salah, aku melobi hatimu terlalu cepat. Padahal, banyak hal-hal lain yang seharusnya kita selesaikan terlebih dahulu.
Dan kini setelah beberapa waktu, aku menyadari bahwa itu adalah caramu untuk menenangkanku. Kamu mungkin saja gak pernah benar-benar mencintaiku. Setelah perkataan itu kau ucapkan, kau lebih dingin dari apa yang pernah kamu takutkan kepadaku seusai diriku menyatakan rasa. Aku ingin bertanya, apa sih maumu?
Ah, sudahlah. Mungkin kita tidak bersatukan untuk saat ini. Tapi, aku akan terus memperbaiki diri. Entah bersamamu atau tidak, kuharap aku dan kamu di waktu yang tepat akan menemukan seseorang yang tepat.
Dariku, orang yang (pernah) mencintaimu.
Kuharap, pesanku ini akan tersampaikan sebelum rasaku benar-benar hilang.
Selamat tinggal!
Selamat bahagia!
Tertanda,
David Aji Pangestu
Untukmu, Seseorang yang Namanya Pernah Aku Langitkan
Reviewed by David Aji Pangestu
on
3/23/2020 07:35:00 PM
Rating:
Uwuw, bagus kak, sama kek perasaanku ke dia.. Hehehehe
BalasHapusMakasiih ya. Update tulisan di blogmu dong, biar aku baca 😅
HapusBahas tentang dia juga gak apa apa wkwk